Berita : Tanggul Sungai Meduri Ditinggikan Setelah Jebol, Banjir Mulai Surut


Tanggul Sungai Meduri Ditinggikan Setelah Jebol, Banjir Mulai Surut
Banjir Rob dan Dampaknya



KAMILA NUR IMANIYAH

Keadaan daerah sekitar Sungai Meduri setelah tanggul yang jebol ditinggikan 30 cm di Jl. K. H, Ahmad Dahlan Gang 8, Kelurahan Tirto, Kota Pekalongan, Senin (22/6/2020) pukul 19.20 WIB.

Pekalongan Banjir mulai surut usai tanggul Sungai Meduri yang berada di perbatasan Kabupaten Pekalongan dan Kota Pekalongan ditinggikan sebesar 30 cm, Senin (22/6). Sebelumnya, bangunan tembok sisi timur rusak dan ambruk di beberapa titik sepanjang 200 meter hingga terjadi banjir rob yang meredam ratusan rumah warga dan fasilitas umum pada awal Juni.

Banjir yang meredam kian surut dalam sepekan terakhir terutama di daerah Kelurahan Tirto Gang 8. Ketinggian banjir di daerah tersebut yaitu di atas mata kaki saat kondisi surut dan paling tinggi di bawah lutut saat kondisi pasang.

Banjir rob yang melanda sebagian wilayah di Kecamatan Pekalongan Barat dan Pekalongan Utara ini disebabkan oleh luapan air sungai terutama Sungai Meduri karena tingginya gelombang pasang air laut pesisir pantai utara sejak tanggal 1 Juni 2020 petang.

Menurut warga, banjir rob kali ini merupakan yang paling parah. Waktu pasang dan surut tidak menentu. Terkadang pagi, namun bisa juga sore dan biasanya melanda di akhir bulan.

“Banjir di sini sudah dari tahun 2015 – 2016, tahun 2017 dibangun tanggul tetapi pada tahun 2020 ini air melewati tanggul, sehingga ditinggikan sekitar 30 cm. Sampai sekarang alhamdulillah sudah tidak terlalu buruk, airnya langsung disedot”, tutur salah seorang warga, Umi Syarifatun (51), saat ditemui di kediamannya di Gang 8, Kelurahan Tirto, Senin (22/6).

Meskipun telah surut, ada banyak dampak yang dirasakan warga. Warga menuturkan banyak pohon-pohon yang mati, air sumur yang tidak bisa dipakai, tembok bangunan rusak, serta kendaraan yang berkarat. “Air sumur pun menjadi asin, sehingga kami menggunakan sumber air dari PDAM”, sambungnya.

Kendati demikian, dirinya menuturkan tidak mendapat bantuan karena menyadari banjir tersebut hanya melanda di sebagian wilayah saja dan wilayahnya bukanlah yang paling parah terdampak.

Sementara itu, Wali Kota Pekalongan, H. M. Saelany Machfudz, S. E. menyampaikan bahwa masih ada dana logistik yang belum tercairkan, namun terus terpacu untuk diselesaikan. Wali Kota menegaskan status tanggap darurat banjir Kota Pekalongan dari yang awalnya 4 – 17 Juni diperpanjang sampai sepekan atau 24 Juni 2020 dikutip dari pekalongankota.go.id.

Warga pun berharap agar banjir segera usai agar dapat hidup nyaman. “Mudah-mudahan cepat selesai dan diatasi dengan pemerintah yang sebenar-benarnya supaya tidak banjir rob lagi”, pungkas Umi Syarifatun. (KNI)









Komentar

Postingan Populer